Senin, 19 Oktober 2009

Twitter jadi kurikulum wajib di Australia


WASPADA ONLINE

(bing.com)

Twitter kini tak sekedar menjadi situs jejaring sosial tempat menyebarkan berbagai informasi. Situs mikroblogging ini sekarang bahkan masuk dalam kurikulum wajib bagi para mahasiswa jurusan jurnalistik di berbagai perguruan tinggi di Australia.

"Beberapa tweet atau pesan yang dibuat para mahasiswa pada Twitter mungkin terlihat sederhana. Namun dengan menggunakan tweet sebagai latihan tugas menulis esai nampaknya akan sangat bermanfaat," kata salah satu dosen senior dari Griffith University, Jacqui Ewart, seperti dikutip dari Times of India, Senin (19/10).

Twitter telah menjadi fenomena di dunia online dengan ciri khas pesan sepanjang 140 karakter. Layanan ini pun turut berkontribusi dalam penyampaian informasi saat terjadi peristiwa-peristiwa menghebohkan seperti saat pemilihan umum di Iran.

"Twitter pun kini sering digunakan oleh para politisi, termasuk Perdana Menteri Australia Kevin Rudd. Sementara itu, anak-anak muda dan kalangan pelajar menjadikan Twitter sebagai media untuk melatih kemampuan refleksi diri," kata Ewart.

Menanggapi pemberlakuan Twitter dalam kurikulum para mahsiswa jurusan jurnalistik di Australia, muncul bermacam reaksi yang ditunjukkan para mahasiswa negeri kanguru tersebut.

Menurut Ewart sebagian diantara mereka berpikir, Twitter hanyalah media untuk bersenang-senang, sehingga sangat tidak menyenangkan jika Twitter masuk dalam kurikulum pendidikan.

Sementara sebagian lagi ada yang menyebutkan sangat senang jika media yang identik dengan kebebasan berkespresi para anak muda ini bisa menjadi bagian dalam tugas-tugas pelajaran mereka.
(red06/inilah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar